heaven's pleasure

heaven's pleasure

Kamis, 29 April 2010

revolusi dan kiblat pendidikan






Klompen/Bakiyak(sandal yang solnya terbuat dari kayu)tipis dengan kekhasannya "kletok-kletok" itu telah 5 tahun setia menemani kaki legam kakekku yang tak sekuat 6 decade lalu saat berjalan menempuh belasan kilo jalanan terjal tak beraspal dan berliku untuk menuntut ilmu pada SR(Sekolah Rakyat berbasis pendidikan Jepang yang merupakan  periodesasi dari Sekolah Ongko Loro ala Belanda). Kletok Klompen itupun kini tak senyaring 3 tahun lalu karena Selop kayu itu kini hanya mampu mengantarkan sang empu dari kamar menuju kursi goyang di balkon rumah. Sore pukul 5 kletok Klompen itu kembali derukan gendang telingaku melalui frekuensi tak lama berselang kegelian tawa terplenting dari balkoni rumah. Tinggi besar dengan ujung kepala putih dan kayu jati pada ujung kaki, disanalah empu Klompen tipis tadi menghabiskan waktu bercengkrama dengan keponakanku yang sedang menghafalkan beberapa kosa kata. Dari organ ucapnya ia memproduksi beberapa ujaran: knalpot, dongkrak, tekor, vermak, bangkrut, rekening, giro, nota, kwitansi, korting, via, loket,gratis, gaji, makelar, setrop, sirop, spanduk, selop, koper, kantor, baterei, bioskop,opa dan oma. Dengan keluguannya ia tanyakan arti dari kata-kata tadi dan betapa terkejutnya aku saat mendengarkan jawaban dan penjelasannya, "iku mau boso londo, le"("itu tadi bahasa Belanda, nak") serentak aku pusatkan pandanganku dan kupasang telingaku lebar-lebar, gamblang saja beliau familiar dengan kata-kata tadi karena menurutnya dulu orang belanda sering menggunakan bahasa Belanda sebagai media komunikasi bahkan juga dipakai sebagai bahasa pengantar pada sekolah-sekolah Belanda yang muridnya juga berasal dari penduduk pribumi. Merupakan sebuah aksioma bahwa hegemoni Belanda masih kentara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sedini ini tak hanya pada segmentasi bahasa saja akan tetapi hal ini juga sangatlah nampak dalam pendidikan, tatanan negara, hukum dan lain sebagainya. Tak bisa dinafikan sisitem pendidikan modern di indonesia saat ini terhegemoni oleh sistem pendidikan negri bunga tulip ini yang pada perkembangan selanjutnya lebih didemokratiskan SR ala Jepang. Pada tatanan awal sistem pendidikan di Indonesia berbasis pesantren salafiah dengan surau-surau sebagai episentrumya kemudian saat Belanda menduduki Nusantara ini sistem nyantri ini berganti dengan gedung-gedung sekolah, seragam dan sepatu. Merupakan rahasia umum pula bahwa pendidikan ala negri yang hampir seluruh wilayah teritorialnya berada pada dataran rendah ini yang membimbing penduduk pribumi menggapai intelectualitas bahkan sebagian besar tokoh pergerakan nasionalpun pernah mengecap pendidikan yang diselenggarakan negri putri Yuliana ini. Hoogere Burger School (H.B.S.) danTechnische Hoge School (sekarang ITB) merupakan institusi pendidikan Belanda yang telah meluluskan   seorang organisator dan pendiri Partai Nasional Indonesia(PNI), Ir. Soekarno, yang fasih berbahasa Belanda. Tokoh dibalik kemerdekaan Indonesia yang lainpun(Moh.Hatta) juga sempat menikmati khazanah menuntut ilmu pada Europeesche Lagere School (ELS), MULO dan kemudian melanjutkan pada Nederland Handelshogeschool(kini menjadi Universitas Erasmus). Bahkan seorang bangsawan yang bernama Raden Mas Soewardi Soeryaningrat yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara, bapak pendidikan Nasional, itupun pernah mengenyam bangku pendidikan dasar pada Europeesche Lagere School (ELS)  dan kemudian melanjutkannya pada STOVIA. Secara historis pendidikan Belanda di Indonesia telah banyak meluluskan alumni-alumni yang sangat berdedikasi tinggi pada negri ini sebut saja Dwitunggal, Soekarno-Hatta, sang proklamator  bahkan hingga dikenal seantero dunia sebagai orator internasional(Soekarno).  Saat ini pendidikan di Belanda mengalami banyak progress yang sangat signifikan dengan berdirinya banyak universitas favorit yang merupakan tujuan menimba ilmu pelajar dari seantero dunia, tercatat belasan ribu[indonesia menempati urutan kedua(1350) setelah Cina(5000)] mahasiswa asing  yang tengah belajajar di berbagai universitas di negara yang meraih 15 nobel di bidang kimia, fisika, obat-obatan, ekonomi dan perdamaian. Kemajuan Belanda, negara pengekspor makanan terbesar ketiga, tidak hanya pada bidang pendidikan namun juga pada teknologi pengelolaan air, tatanan negara dan hukum dengan Mahkamah Internasionalnya yang berkedudukan di Den Hag. Dengan mereflaksi keberhasilan pendidikan Belanda di Indonesia beberapa dekade yang lalu, apresiasi yang tinggi disematkan dengan mengirimkan ribuan mahasiswa yang difasilitasi oleh Indonesia-Belanda melalui program beasiswa untuk program studi S1, S2, dan doctoral program. Carut-marut problematika klasik kota-kota besar yakni banjir dan pengelolaan air menstimulasi pemeriintah untuk mengambil langkah taktis dengan mengimplementasikan the Netherlands Water Partnership in Indonesia (NWPI) yang berorientasi pada penanganan masalah banjir dan penjeegahannya, pengelolaan dan distribusi air. Semakin membumingnya korupsi dan makelar kasus yang banyak menyeret nama-nama kelas wahid dari institusi hukum dan penegak hukum pentolan telah memberangkatkan 17 aktivis anti korupsi yang beranggotakan 13 guru, 3 dosen dan 1staff Komisi Pemberantasan Korupsi(KPK) ke Internasional Institute of Social Studies Erasmus University(ISS)Den Hag,Belanda selama tiga minggu untuk memperdalam ilmu pemberantasan korupsi dengan menggodok modul anti korupsi yang akan dimasukan dalam kurikulum sekolah menengah yang alkan di implementasikan di beberapa kota bessar di indonesia sekembalinya dari Belanda. Kemudian dengan diselenggarakannya kompetisi blog inilah besar ekspektasi kita untuk berpartisipasi dalam peningkatan intelectualitas bangsa dengan actualisasi tulisan di blog kita ini atau dengan menikmati sendiri pengalaman summer course di Utrecth Summer School dengan menyalurkan kreativitas menulis di blog kita.nulis yuuuk dan biarkan tulisan ini membawa kita ke belanda. yuk ke Belanda yukkkkkkkkkkk..........mau.....mau......mau...........???????

Tidak ada komentar:

Posting Komentar